Monday, September 05, 2022

Kepada Kawan-kawan Aktifis'98

 
sumber foto disini


Kemana kita sekarang?
Dimana kalian sekarang?

Aku disini memilih menepi dalam gerakan Anti Korupsi. 
Tersingkir dari kekuasaan peran politik. 
Kemarin lewat bisik intel rawa-rawa, pelan kalian menyingikirkan aku dari perhitungan yang ingin kuraih. 
Aku sedih menyadari betapa menyedihkannya kalian sekarang.

Kalian yang bangga menjadi panglima-panglima politik oligarkhi Indonesia. 
Kulihat kini hanyalah seonggok alat kekuasaan. 

Dulu, kita pernah bermimpi bersama. 
Berharap suatu saat memegang kendali kepemimpinan Indonesia. 
Dulu kita bermimpi sukses bisa diraih karena keuletan dan kerja keras. 
Karena, tak satu pun kita anak orang kaya, tak satupun kita anak pejabat berkuasa. 

Kendali akhirnya didapat, sayangnya didapat dari rasa kasihan para Tuan yang kalian bela. 

Entah kah kalian sadari, kalian kini adalah budak sahaya. 
Tugas utama kalian menjaga tahta tuan-tuan kalian. 
Tugas kalian  memastikan Tahta para Tuan diwarisi hingga anak cucunya. 
Demi rakyat dan kaum proletar hanyalah lipservis gombalan pemilu.

Sebagai imbalannya kalian diberikan recehan kekuasaan. 
Cuiih...Betapa bangganya kalian dengan recehan itu. 
saling sikut berebut agar tetap bertahan dari buih ke buih. 
 
hei...kawan, 
masih kah kau ingin mewariskan mimpi masa muda mu pada anak-anak biologis mu itu?
Atau kau juga siapkan mereka mewarisi tahta sebagai budak sahaya Tuanmu?

Kawan-kawan Aktifis'98, pengais recehan oligarkhi. 
Ibu pertiwi menangis disudut peradaban, bibirnya berbisik lirih:
Terkutuklah kalian menjadi budak para tuan kalian hingga anak cucu. 

No comments: