Aku sebenar baru saja pulih. Ehm...tak pulih benar sih. Kaki ku masih pincang karena keseleo entah dimana. Beberapa hari sebelum berangkat kondisi masih Blooding. Aku benar-benar khawatir tidak bisa datang karena kondisi kesehatan yang memburuk sebulan terakhir. Adik-adik Kohati HMI cabang Persiapan Sibolga-Tapanuli Tengah sudah dua bulan lalu mengutarakan keinginannya untuk menyelenggarakan LKK, dan menyisipkan materi Anti Korupsi sebagai Isu Mutakhir yang harus dipahami para calon pemimpin Kohati yang akan mereka cetak dari LKK tersebut.
Dosis obat kunaikkan dua kali lipat, kaki dua hari sebelum berangkat sudak dibebat dengan kain bakung. Agak mendingan. Tapi blom merasa fit untuk menempuh perjalanan darat, sekitar 12 jam melewati pegunungan yang mengular. Dua hari menjelang kegiatan, panitia izin meminta nomor rekening mengirimkan biaya transport secukupnya dari Kota Medan. Keseriusan panitia ini membuatku menguatkan komitmen, ya sudah besok beli tiket, Rencanaku selesai acara Milad Kohati di Cabang Medan oukul 14-18 wib aku langsung berangkat ke Sibolga/pandan naik taxi yang berangkat pukul 20.00 wib.
Benar saja dalam perjalanan itu aku penuh perjuangan. Hari itu Medan hujan sepanjang hari. Aku menembus hujan dalam keadaaan membawa peralatan game SPAK dan cendramata yang baru saja dikirimkan oleh SPAK Indonesia untuk membantu penyuluhan. Udahlah pincang bawaanku berat.
Perjalanan malam dimulai jam 8 malam dari Kota Medan, sampai di Kota Pandan jam 6 pagi. Aku muntah satu jam sebelum sampai di Pandan. Duh.. Sepanjang hidupku, gak pernah aku muntah dalam perjalanan darat, mungkin saat aku masih sangat kecil dulu. Tapi tak pernah seingatku aku muntah. Rasanya jorok sekali.
Dhiah, ketua Kohati Sibolga-Tapteng, menjemputku di depan RSUD Tapanuli Tengah. Dipilihkannya penginapan sederhana namun masih baru di dekat pantai Bosar yang terkenal. Sore-sore pasti enak menikmati angin laut, pikirku, tapi hari itu pasti gak akan kunikmati. Jadwalku memberi materi pukul 14.00 wib. Ada cukup waktu istirahat seharusnya.
Aku tertidur sampai pukul 8.00 wib, dan langsung terhenyak bangun untuk membuka kelas Zoom untuk mengajar secara online. Pukul 11.00 wib kuliah dari bu Wahyu Utami, program doctor arsitektur yang beru ku mulai. lalu pukul 13.00 mengajar kembali materi anti korupsi.
Padat dan nyaris tak dapat berleha-leha.
Pukul 14. 30 aku masuk forum LKK. Peserta sekitar 21 orang , dari berbagai daerah. Kader asal Sibolga/Pandan ada sekitar 6 orang, dari cabang Padang lawaa ada 3 orang, dari cabang Sidimpuan ada 1. Dari cabang Madina ada 3 orang, dari cabang Medan ada 3 orang. Dan paling jauh dari Simpang Jabung Jambi, 3 Orang.
Rata-rata pesertanya sudah cukup vokal dan percaya diri. Gak heran karena pelatihan sudah berjalan sekitar 3 hari. Materi Isu Mutakhir sudah pada tahap action dalam jejang pemahaman yang dimulai dari pembangunan kesadaran.
Kondisiku yang sedang tidak begitu Fit ternyata hilang saat mengisi materi. Kebiasaan berkeliling menggali pemahaman peserta tidak terasa sampai jam 5 lewat masih kurang waktu. Aku menggunakan permainan Semai dan Majo. Kebetulan sudah ada versi softcopy sehingga memudahkan untuk ditampilkan di layar infokus. Karena aku hanya membawa satu alat permainan SPAK tentu gak memungkinkan jika dimainkan untuk seluruh peserta. Game Majo ku pajang saja di tengah lantai lalu, permainan dimulai dengan membaca kartu-kartu kasus. Kalau peserta mulai kurang semangat ku pancing dengan hadiah. wkkw..dasar anak-anak langsung maju ke depan. Perdebatan seru ketika mereka memilih kartu semai antara Peduli, Adil dan Kerjasama. Masin-masing memberikan logika yang menurutnya benar.
Satu kesan yang menarik lagi adalah ketika aku meminta mereka menuliskan 2 hal:
1. Tuliskan Pengalaman melakukan korupsi oleh Diri Sendiri.
2. Tuliskan Korupsi di lingkungan HMI yang pernah dilihat.
Pada soal no. 1 rata-rata korupsi yang dilakukan adalah mengambil uang kembalian beli buku dari orang tua.
Pada soal no. 2 kasus yang ada biasanya mark up di proposal.
Ada diskusi yang alot disini yang membuat ku tergelak. Ketika ada stiky note yang mengungkap tentang penggalangan dana. Saat melakukan penggalangan dana, mereka mengambil 5ribu rupiah untuk minum. Pembahasan menarik ini memicu pro dan kontra. Dari cabang Labuhan Natu merasa itu adalah hal yang wajar, mereka biasa mengambil sampai 20% dari dana penggalangan dana masyarakat, dan itu diketahui umum. Dari cabang Jabung Jambi ngotot itu tidak boleh. Harus seluruhnya diberikan kepada penerima bantuan. Jika butuh dana operasional, ada kas pengurus yang boleh digunakan.
Setelah peserta saling berdebat, aku meluruskan. Mendudukkan isitilah Akad. Saat melakukan kegiatan, ada akad. Mereka yang memberikan bantuan, memberikan bantuan berdasarkan akad tersebut. Jika memang mengambil porsi sebesar sekian persen harus juga melalui akad. Silahkan buat pengumuman kepada publik, dan sampaikan pada penerima, bahwa bantuan tersebut sebesar sekian persen untuk operasional panitia. Jika tidak, maka 1 rupiah pun yang diambil itu adalah uang milik penerima bantuan, haram digunakan oleh panitia penyelenggara. Diakhri kusimpulkan : Mari membiasakan yang BENAR, bukan membenarkan kebiasaan. Meskipun selama ini hal tersebut diajarkan para senior.
Banyak hal yang mereka tidak sadari hal tersebut adalah SALAH. Aku yakin, ini masih bagian kecil dari banyaknya perilaku koruptif di kepengurusan mereka. Setidaknya teman sebaya mereka di LKK ini punya pembelajaran yang berbeda. Mereka kuharap diskusi bersama bagaimana menyelenggarakan kegiatan HMI tanpa mengambil HAK penerima bantuan.
Aku berikan permainan Majo untuk dipraktekkan di Kohati Persiapan Sibolga Tapteng sebagai panitia penyelenggara LKK. Kepada peserta yang hadir dari berbagai daerah kuberikan softcopy permainan. Silahkan kontak saya jika ingin mendalami permainan anti korupsi ini. Masing-masing peserta kuberikan cendramata Saya Pelajar Anti Korupsi. Dan peserta yang aktif dan menjawab permainan dengan benar, kuberikan Notes SPAK yang keren.
Sekitar pukul 17.30 materiku berakhir ditutup dengan foto bersama. Tak cukup waktu untuk memberi tugas ke peserta untuk membuat puisi atau yel-yel tentang anti korupsi. yah...sudah lah, lain kali kita perbaiki yaa....sanggupnya begini. Semoga tak sia-sia.
Jam 18 aku pulang ke penginapan, mandi dan kemudian membeli makan malam. Sembari makan, aku menunggu mobil jemputan ke Medan. Tepat pukul 19.30 Mobil taxi sudah menjemputku pulang ke Medan. Benar-benar tak sempat menikmati pantai di sebelah penginapan ini. Dhiah, si panitia mengejar dibelakang terlambat menemuiku sebelum berangkat kembali ke Medan. Untung supir Taxi mau berhenti, aku diberikan oleh-oleh dari panitia. Sekotak ikan Asin khas Tapteng dan keripik sambal yang terkenal. Alhamdulillah.
Perjalanan ke Medan malam itu, keadaanku membaik. Kursiku di belakang supir. Ada mesin mobil yang cukup panas. Ketika membuka sepatu, panasnya menguatkan kaki ku yang sedang sakit. Makan malam yang cukup dari pandan membuatku bisa tidur cukup. Kali ini aku tidak muntah. Sampai di Medan, Bloodingku sama sekali sudah berhenti. Apa karena memberi materi, justru membuatku lebih baik ya? wkwkw.. .ada-ada aja memang kondisi badanku ini.
Materi ku bisa diakses disini ya..
No comments:
Post a Comment