Friday, May 23, 2014

Repotnya Toilet Di Amerika Serikat

Kali ini kisah perjananku selama program IVLP akan berkisah tentang toilet.
Ya..toilet, kamar mandi, WC, Water Closet
Di Amerika Serikat disebut rest room. 
Ruangan kecil ini, adalah ruangan yang paling sering dikunjungi dari seluruh program kami. :D


Selama perjalanan IVLP, toilet adalah tempat yang paling penting. Musim dingin membuat kami sering pipis. Hampir setiap tempat kunjungan/pertemuan, kami harus singgahi dulu toiletnya. Ketika mau berangkat pulang pun, toilet masih tetap dicari. 
Kisah tentang pengalaman dengan toilet di AS bersifat personal dan merepotkan. 
Pada satu momen, dengan sedikit malu-malu kami  curhat juga karena kekonyolan kami menggunakan fasilitasnya. 
Bisalah dibilang:  kampungan. hehee....

Di toilet kamar hotel, aku sering bermasalah dengan jenis kran untuk bath tube. Di kamar mandi, selalu tersedia air panas dan dingin. Ada yang tinggal geser satu kran, dan menyetel panas dinginnya. Ada juga yang terdiri dari 2 kran, terdiri dari panas dan dingin. Karena kami sering berpindah hotel, maka setiap pindah hotel akan beradaptasi dengan jenis kran nya. Kadang bingung harus pencet tombol apa.
Pada satu agenda, aku menginap di rumah penduduk. Kamar mandinya mewah sekali. Lantainya di lapisi karpet tebal, dan pernak-pernik antik, dan lengkap juga dengan majalah. Nyaman sekali. Bathtube nya dilengkapi jacuzzi. Banyak benar tombolnya. Karena sudah malam, segan bertanya sama yang empunya rumah yang sudah beristirahat, tak jadilah bereksperimen merasakan bathtube mahal itu. Sayang sekali, aku lupa merekam foto kamar mandi itu. 

 
Toilet di hotel kami yang paling nyaman, Kota Huntsville

Mandi di kamar mandi yang bersih memang paling menyenangkan. Kalau di toilet kamar hotel, gak kan bosan berlama-lama. Tapi di musim dingin tidak boleh sering-sering mandi. Karena ternyata air dapat merusak kelembaban tubuh. Jika suka mandi, maka harus segera pakai pelembab, agar kulit tetap sehat. Satu teman kami yang malas pakai pelembab, karena katanya malu sebagai laki-laki, kulitnya jadi gatal, memerah dan keluar darah. Gak enak banget. Aku pun sempat merasai sedikit. Cepat-cepat ku perbanyak pelembab ku. 

Toilet di Amerika Serikat, jenis kering, tak ada air di lantai. 
Dalam bangunan publik, dalam toilet umumnya akan ada satu WC yang dapat digunakan oleh diffabel.  Oya...fasilitas untuk diffabel (pengguna kursi roda) sangat diperhatikan di setiap bangunan publik di AS. Sayang hal ini kurang di eksplore dalam agenda kami. Mungkinkah karena perang yang mengakibatkan banyaknya difabel membuat mereka lebih peka dalam mendesain bangunan yang nyaman bagi difabel?. Kalau di Indonesia, perjuangan untuk bangunan yang ramah terhadap diffabel ini masih jauh dari harapan.

Di bangunan publik, juga mudah ditemui toilet untuk ukuran keluarga. Rupanya toilet jenis ini untuk keluarga yang punya bayi. Ruangannya cukup besar, ayah ibu dan anaknya bisa saling membantu mengurus bayi didalamnya. Ada fasilitas untuk mengganti popok bayi dan ruang yang nyaman untuk menyusui. Enak ya?. Bangunan publiknya memikirkan fasilitas keluarga. 

Didalam toilet selalu dilengkapi wastafel untuk membasuh tangan, dengan sabun pembersih dan tissu pengering, berhadapan dengan kaca yang besar untuk memantaskan diri. WC nya selalu WC duduk.

Dalam ruang WC, juga terdapat peralatan pendukung. Seperti gulungan tissu, penggantung tas.
Sebenarnya bagiku toilet duduk untuk fasilitas umum, amat menjijikan, karena bekas duduk berbagai jenis orang. Bayangkan jika pengguna sebelumnya menderita penyakit kulit atau kelamin dan melekat di mulut toilet itu. Yaicch...gak kebayang penyakitnya juga akan ikut menular bukan?. Maka kalau sudah begini, tissu yang tersedia akan jadi penyelamat yang baik. Jika tissu habis...alamat....naiklah keatas closet duduk. Jadi gak heran kan klo ketemu toilet duduk di Indonesia bergores-gores coklat bekas pijakan sepatu. 
Di banyak toilet yang kami singgahi di AS terkadang ada tissu yang berbentuk mulut WC. fungsinya sebagai alas duduk. Jenis kertanya mirip dengan kertas roti yang tipis dan berkualitas rendah. Tapi membuat jadi lebih nyaman dalam menggunakan kloset duduk. Nah..ini solusi cerdas untuk kondisi menjijikkan tadi. 

Selama di AS, kuperhatikan Orang AS sangat pembersih. Paling khawatir kalau kuman menyebar, terutama dari bersentuhan. Kesadaran cuci tangan terlihat sangat penting, sehingga di setiap toilet/restroom, sabun pencuci tangan pasti tersedia, dilengkapi dengan tisu pengering tangan. Untuk kebiasaan ini, bagiku terasa menyenangkan. Aku jadi tak khawatir jika bersalaman di AS. Klo di Indonesia, bersalaman (dengan lelaki terutama), kadang jadi curiga, ni cowok, setelah pipis, cuci tangan gak ya?. 

Sebegitu bersih dan banyaknya peralatan pembersih dalam toilet yang ku temui di AS. Ada satu aktifitas penting yang sepertinya tak jadi kebutuhan mereka. "Cebok". Bahasa elegannya: Istinjak.

Yup...di toilet yang amat bersih itu, tidak ada fasilitas untuk cebok dengan air bersih. Maaf, aku tak pernah ngintip bagaimana orang AS cebok. Apakah cukup dengan kertas toilet saja?. 
Melihat peralatannya sih...sepertinya begitu.

Untuk hal ini aku sering geli sendiri melihat budaya mereka. Begitu bersihnya mereka menjaga tangan dari kuman. Tapi kenapa untuk urusan bagian tubuh yang vital, rentan kotoran dan penyakit, justru tak melakukan pembersihan yang maksimal. 

Nah...urusan cebok inilah yang paling sering merepotkan. Cara mensiasatinya, sebelum masuk WC, aku pasti nyari tissu dulu untuk dibasahi. Sulitnya, biasanya sudah kebelet baru masuk WC, kebayang kan jumpalitannya menahan pipis, tapi mesti nyari tissu buat dibasahi dulu?. 
Kalau buang air besar lebih repot lagi. Tissunya tentu lebih banyak :D. 
Akhirnya, pertama kali ketemu supermaket di AS, yang paling dicari adalah tissu basah bayi. :D. 

***
Satu-satunya toilet yang kutemui memiliki jet pump untuk keperluan cebok adalah di Zaman Institute, yaitu lembaga sosial yang mayoritas dijalankan oleh perempuan Arab Muslim di kota Dearbon, Michigan. Langka beneeer. 

     Bersama Ibu-ibu Zaman yang ramah dan baik hati :)


No comments: