Thursday, March 20, 2014

Tea for Two: Siapkan Seatbelt Cintamu :)


Kata-kata yang dirangkai novel ini memiliki sihir. Memikat.
Seperti rayuan Alan, mengasyikkan.

Perempuan banyak terjangkit cinderella syndrom. Penyakit psikologis yang berharap suatu saat kelak seorang pangeran tampan akan menyelamatkan hidupnya, menjadi pendamping hidupnya. Mungkin pengaruh dongeng-dongeng happily ever after biang kerok penyakit ini.

Sassy pun merasa bertemu sang pangeran, ketika Alan menawarkan cintanya. Manisnya rayuan Alan membuat Sassy lupa, bahwa dia tak perlu diselamatkan oleh seorang pangeran. Perlahan Sassy melepas dirinya sendiri, dan berubah menjadi diri yang tak dikenalnya lagi. Tak percaya diri, takut, menyerahkan seluruh ukuran baik dan benar kepada penilaian suaminya.
Pernikahan membuat Sassy kehilangan dirinya sendiri. Sassy terlambat menyadari, kalau sebenarnya si pangeran lah yang butuh diselamatkan olehnya.

Penulis sangat detail mengaduk-aduk perasaan tokoh Sassy yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Perlahan tanpa disadari, dari kekerasan verbal sampai kekerasan fisik, Sassy menjadi candu dan sulit melepaskan diri dari sebentuk cinta Alan yang mematikan. Membaca detail ceritanya. serasa pengen ikut melabrak Alan dan menghajarnya habis-habisan sebanyak makian dan pukulan yang pernah diberikannya pada istrinya, Sassy. Rasakan!.

Ugh..sayang, pembalasannya terlalu sederhana. Cerai!.
Kalau di cerita film Korea, masih bisa di kupas nih...sampai Alan bertekuk lutut jera, dan meminta maaf secara tulus pada Sassy. *Aku ingin cerita yang seperti itu*.

Sangat suka gombalan Alan tentang bilangan Prima, dan warna putih. Wew..pelajaran fisika dan matematika ternyata bisa jadi gombalan jitu :D

Aku ingin menjadi bilangan prima untuk mu, karena bilangan prima tidak bisa dibagi dengan bilangan lain. Hanya dengan bilangan itu sendiri, dan angka satu, dan angka satu itu adalah dirimu. :D

Alan lebih suka memberi bunga warna putih, dan bukannya mawar merah menggoda. Karena warna putih sebenarnya bukanlah warna, warna putih adalah gabungan semua spektrum warna...
...hahai..warna yang sempurna bukan?

baiklah...
Novel ini menjelaskan KDRT dengan cara yang tidak terlalu menggurui. Well...Sedikit menggurui ketika adegan support team. Tapi...lumayanlah. Pesan sosial tentang KDRT ini, membuat novel ini menjadi spesial buatku.
Terkadang manisnya cinta, membuat kita lupa menyiapkan safety belt. Dan novel ini mengingatkan itu.

kita tetap punya pilihan untuk bahagia.
menikah atau tidak menikah juga pilihan untuk bahagia.
jika kebahagiaan itu adalah cinta.
maka ambillah cinta yang menghidupkan.

Cinta yang membuat cita-cita menjadi lebih kuat dan nyata. Membuat diri menjadi diri yang lebih utuh.

dan bukannya cinta yang mematikan, yang membuat diri kehilangan cita-cita dan jati diri, apalagi kehilangan nyawa karena KDRT.

No comments: