Sunday, September 21, 2008

Setelah 7 Tahun

Disini, di bawah pohon rindang Akasia, di depan Musholla Kampus, 7 tahun yang lalu.
Sejenak melepas penat dari peluh gelisah pengabdi bangsa.
Usai bencana gempa Bengkulu, Krisis moneter, jatuhnya Soeharto, dan lantangnya reformasi.

Kita pernah berikrar tanpa sengaja tentang masa depan.
mengagumi gemilang euforia kemenangan.

"Teman..aku ingin kita terus berjuang bersama, di sini,
di Kota ini"
"Memperkokoh biji-biji pembaharuan yang telah kita semai agar kokoh mengakar menghujam bumi, Tegak menjulang menggapai langit"

Kala itu, Semua sepakat dalam bara semangat, kecuali Seorang :

"Ah..aku ingin bertualang, menjejakkan kakiku sampai ke setiap ceruk bumi yang telah tercipta untuk manusia" katanya sambil merona terbayangkan masa depan.

Semua tetap tersenyum...
tak ada yang salah dengan perbedaan
Sejak itu dia disebut sang Petualang

Sekarang masih dibawah Pohon Rindang Akasia itu
Semua menertawakan memori euforia itu..
karena merasa terjebak pada rutinitas roda kehidupan
Susu untuk Anak, Rengekan Suami, Istri, Mertua dan biaya kontrakan rumah

Hanya Sang petualang yang tetap setia menyirami benih perjuangan 7 tahun silam.

"Kapan hendak kau mulai petualanganmu, kulihat kau masih juga di kota ini" kata seorang teman yang cemburu.

"Aku justru selalu bertualang"
"Ceruk bumi di jiwa-jiwa manusia adalah petualanganku'.

No comments: