Saturday, September 20, 2008

Cinta tersangkut di seragam sekolah.

Pagi hadir kembali. Seperti biasa dingin menggigit kota di punggung bukit barisan. Berat kusibak selimut hangatku. Mata yang berontak ingin terpejam lagi. Tapi tidak.. aku punya seabreg rutinitas yang harus kulewati.

Air wudhu yang hampir gak beda dengan air es menyentak semua urat-urat yang masih malas. Hmmmh segar sekali. Semangat muncul kembali.habis sholat subuh, kusibak jendela kamar. Ini yang paling kusuka di rumah baruku ini.

Kamarku ada dua jendela, satu menghadap depan rumah satunya lagi menghadap belakang rumah. Yang didepan menghadap barat, tersembul bukit barisan yang ranum dan yang belakang menghadap ke timur. Ada danau kecil disana, tepatnya bendungan yang mengairi sawah-sawah sekitar. Subuh dan magrib paling enak nongkrong di jendea kamarku, tapi kala siang panasnya wuih…

Pagi ini aku harus sampai di sekolah lebih cepat dari biasanya. Ada tugas yang aku belum kerjakan,berharap ada yang bersedia buku tugasnya ku "copy paste" di sekolah.

Sekilas kulihat si ganteng berjalan santai didepanku. Jade namanya. Seindah namanya, bagiku dia permata gemilang di hari-hari sekolahku.

Ah..ah.. dia berpaling kebelakang

Kearahku..

Tepat melihatku...

Dan
......
Oh..tuhan semoga waktu berhenti lebih lama di tatap menatap ini


Gubrax..

Panas menjalari wajahku..

Aku terjengkang karena mata kaki tak bisa melihat undakan lantai kelasku.

Wuiih..malu benar..
Mana lagi si Jade malah ngakak..
eits....tapi,
Ia datang mendekat mengulurkan tangannya…
Ahh...panas diwajahku tadi menjalar hangat ke dadaku, membuat seolah-olah melayang tersanjung.

“Alamanda, sudah kelas 3 begini pun, masih saja lupa ada tangga kecil ini. Heran..rasanya cuma kamu yang sering terjengkang di sini".

Dadaku masih sesak, bukan karena terjatuh tadi, tapi sambutan hangat Jade…
Eitss..Apa aku tak salah dengar?.
Rasanya cuma kamu yang sering terjengkang disini?

”kok kamu bilang begitu?” tanyaku sambil meraih tangan besarnya sambil berbunga-bunga.

”kamu lupa ya..ini kali ketiga aku membantumu seperti ini". katanya sedikit sebal

Aku kaget..
Kutatap wajahnya lamat-lamat, dan memutar memori usang saat-saat aku jatuh dan Jade mendekat memberi pertolongan.

Yups..Right..its him!
Dia Jade yang sekarang kusukai setengah mati
Dia jade..my secret admire..

Ya..ampyuun
Bagaimana aku bisa lupa momen-momen seindah ini pernah terjadi ya??
Jade memang sedikit lebih tinggi, badannya atletis....dan aneh..
Kenapa Jade sebelumnya tak seindah yang sekarang?

Atau..

Mungkinkah benda ini yang membuatnya berbeda...?

Warnanya putih cerah dan gagah melekat di tubuh nya...
Kulitnya yang kecoklatan semakin kontras dengan putihnya.
Ah..dulu Jade tak seindah ini..
Bajunya usang, mungkin warisan abangnya. Gayanya berantakan, tak rapi, dan suka bikin onar dikelas.
Akhir-akhir ini Jade memang lebih rapi. Kabarnya di bersiap untuk masuk Akabri, cita-citanya sejak masih ingusan. Rambutnya di pangkas kelimis. Tingkah onarnya berkurang dengan kesibukannya olah raga dan belajar.

"Perubahan manakah yang membuat Jade lebih indah ya??". bisik ku dalam hati

”Kamu sudah selesai mengerjakan tugas fisika?”Tanyanya gelisah.

’be..belum”jawabku dalam bengong

”ya udah jangan bengong, cepat kita cari contekan”
Sentaknya dan bergegas sambil menyeretku dengan menarik tali tas sandangku...
Aku masih bengong dan berfikir...

Astaga Alamanda..
Cinta mu tersangkut di seragam sekolah.

Astaga Alamanda...
Bel sekolah tinggal 5 menit lagi.
Mati aku...

to be continued...(klo mood..heheh)

2 comments:

Anonymous said...

Ceritanya asiiii...kkk....
Mungkin cerita ini akan membuat anak muda yang membacanya jadi bersemangat ngejalani masa mudanya dgn senyuman, Bravo buat Pera...

peranita said...

thanks ^_^
cuma cerita masa puber :D