Balik jadi ABG, kumpulin tanda tangan buat kenang-kenangan...
Tanggal 5 februari 2008, hari selasa, hari kerja!. Aku gak perduli urusan kantor. Di kepalaku cuma satu agenda, ada Butet hari ini. Aku harus ketemu. Aku sangat penasaran.Dan memang pertemuan itu sangat berkesan. Cewek batak ini cukup cantik untuk hidup di rimba yang terkesan ganas dan tak bersahabat.
Aku bertanya, 2 kali, via sms dan di dalam sessi diskusi. "Bagaimana Butet bisa mengenyampingkan kemapanan hidup dan memilih hidup bersama kaum marginal".
Dengan santai, dan senyum khas bersahaja, Dia bilang, " Saya suka hidup seperti ini, rasanya bosan saja hidup mapan, saya ingin hidup yang selalu berubah dan penuh tantangan. Dulu saya ikut pencinta alam, tapi kemudian proses berfikir saya berkata, apakah seperti ini saja?,
Suatu hari, saya bertemu senior saya yang menjadi juru damai perang antar suku di irian.
lalu saya berfikir, saya ingin seperti itu, saya ingin berbuat sesuatu, saya jadi melihat diri saya sebelumnya begitu egois dan tak berarti, kemudian saya masuk rimba jambi dan jatuh cinta pada anak-ank rimba".
Hmm.. ini persoalan panggilan nurani, sesuatu yang ada di dalam hati dan diikuti. Jadi belum tentu ada disemua orang Tet?...
Aku ada panggilan seperti itu Butet, ingin rasanya melihat rimba seperti cara pandangmu, meninggalkan ketakutan akan apa yang terjadi esok. Seperti katamu...
"Saya melewati hari-hari yang keras, kadang-kadang hampir mati, tapi ketika saya sampai disaat itu, saya menyadari, saya belum berbuat apa-apa. Kalau sekarang saya mati, saya tidak takut lagi, yah...mungkin kalau saya mati sekarang sudah lumayan keren kali ya?. he..he"
Aduh..gemes aku melihat cara hidupnya....so..live gitu lho...so natural. Ikuti kata hati aja.
No comments:
Post a Comment