Monday, September 24, 2007

Mencari Sidodadi (1)


Tiga angka terakhir di kilometer Sepeda motorku menunjukkan angka 360, aku catat dikepalaku, angka 245 mengawali perjalananku tadi siang. Genap 115 KM perjalananku mencari Sidodadi, dengan 60KM-nya adalah jalan berbatu, debu, lumpur dan licin.
Tidak akan kulupa hari ini, karena perjuangannya sungguh menggelikan sekaligus NEKAD!.
Bisa ku katakan naas yang tak habis-habis, tapi sekaligus keberuntungan silih berganti.

Dengan sangat terpaksa aku harus menyelesaikan proyek survey Rehabilitasi Sekolah di kabupaten Langkat. Padahal Ayahandaku tercinta, belum kubesuk hari ini. Besuk?. Yup, Ia sudah sudah 4 hari masuk HDU (high Dependency Unit) alias ruangan semi ICU. Sesak nafasnya semakin mengerikan sejak pulang dari R.S Malahayati karena menderita DBD. Entah apa yang diberikan mereka, sehingga sakit Ayahku malah lari ke paru-paru. Ayahandaku masuk ruang itu, bertepatan hari ke-2 dari 4 hari waktu yang diberikan Arcade untuk menyelesaikan proyek survey rehabilitasi sekolah ini. Hari ke-tiga, aku coba menyelesaikan 2 sekolah lagi yang tersisa. Tanggung, pikirku saat itu, toh..bapak dijaga 24 jam oleh tim Medis, dan tak boleh sering dijenguk. Ibuku dengan berat hati membiarkan anak sulungnya yang super keras kepala ini untuk menyelesaikan tugasnya. Tapi bukannya selesai proyek itu. Baru saja memasuki perbatasan kecamatan Wampu tempat 2 sekolah yang akan kutuju, rekan kerja ku jatuh dari sepeda motor. Jatuh begitu saja...tak ada yang menabrak dan di tabrak, tak badai, dan jalan tak licin. walhasil, waktu yang harusnya menunggui ayahanda di rumah sakit, menjadi menunggui temanku itu di UGD. Adikku menelepon mengeluh keadaan Ayahanda dan tagihan biaya Rumahasakit yang dalam sehari habis 10 juta. Wow....ini biaya 2 tahun kredit sepeda motorku. Sakit Kepala, panik. Kutelepon Pak Dolok atasanku, dan menunda proyek ini, aku tak bisa berfikir tenang lagi.Langsung balik kanan ke kota Medan, menyapa Ayahanda.

No comments: