Ulama sekarang tidak lagi diukur oleh karya-karya ilmiahnya, yang bisa di telaah kaji di sudut ruang sunyi di masa depan.
Ulama sekarang cukup populer di televisi, aksi demonstrasi, dan media sosial
Aku tidak ingin terjebak mana yang lebih baik. Tapi betapa gelapnya masa depan intelektual Islam tanpa aktifitas intelektual para ulamanya. Menulis!.
Masa kecil ku dulu, ada seorang ulama yang begitu rajin berkunjung tempat ku tinggal. Daerah minoritas Islam dan tertinggal. Seingatku selama aku masih seragam putih biru dan putih abu-abu, ada 2-3 kali dia berdakwah, tidak di ibu kota kabupaten, tapi masuk ke pelosok kecamatan. Beliau cukup populer seIndonesia. Dikenal sebagai Da'i Sejuta Umat. Dikenal dengan gayanya yang khas. Juga dakwahnya yang universal . Tak heran, kau akan mendengar rekaman ceramahnya di putar di rumah non muslim. Kalau dia sudah datang ke kampung kami, teman-teman non muslim akan turut mengaguminya. Masa itu..kami tau berbeda, dan saling menjaga.
Sang Da'i yang mempesona itu meredup ketika memilih jalur politik. Sejak itu, tak ada lagi selihai dia dalam berceramah. Aih...ada sih ...sepertinya Aa Gym menyaingi kepopulerannya. Bedanya, Aa Gym dibentuk media TV dan tak lama redup karena poligami.
Kapan lagi Indonesia memiliki Ulama yang juga di kagumi, bahkan oleh orang-orang yang non Muslim?
Sebuah meme menggugah, Rasulullah dulu berkerja keras mengIslam kan orang-orang Jahiliya, janganlah sekarang kau malah mengkafirkan orang yang sudah Islam.
Begitu masifnya aksi damai 411 dan 212...
Bukankah seharusnya membuat Umat Islam, lebih serius kembali mengkaji Al-Quran???
tetap saja ada yang mengambil jarak untuk lebih sering membuka AlQuran dan membaca terjemahnya.
Hey...kata seorang kawan :
Bagaimana kau bisa mendapat terang, jika cahaya kau hindari?
No comments:
Post a Comment