Tuesday, May 19, 2015

Langgam Membaca Al Quran vs Langgam Arsitektur Mesjid

Negeri ini lagi heboh soal Langgam. Konon pada perayaan Isra'miraj baru-baru ini di Istana Negara, Pembacaan Al-Quran menggunakan gaya yang tidak umum didengar. Yang kemudian disebut dengan istilah langgam jawa. Memang sang Qori membacanya seperti nada-nada nembang orang jawa.

Nah..klo bicara langgam versi arsitektur Mesjid di Indonesia kira-kira begini:

Ada Mesjid beratap Gonjong di Sumatera Barat
Ada Mesjid beratap Joglo di Jawa
Banyak Mesjid beratapkan Kubah

Cantik-cantik bukan?
sampai jadi landmark kota, karena menarik dan jadi kebanggan daerah.
Seperti Mesjid Kudus, Mesjid Istiqlal, dan lain-lain

Tapi pernahkah umat Islam yang kritis ini...juga mengkritisi penggunaan simbol yang dianggap wajar dan kemudian dianggap menjadi simbol Islam.
 yaitu:
1. Simbol Bulan Bintang
Sering disematkan diatas puncak mesjid, ternyata adalah simbol dari agama pagan di Assyiria, yang diadaptasi oleh kerajaan dinasti usmaniyah di Turki.

2. Simbol Allah dalam segi lima
Diletakkan di puncak mesjid Pancasila, yang dibangun di era orde baru.
Apakah aku aja yang menyadari?. entahlah, tapi..bagiku terlihat...simbol Allah yang dikurung oleh segi lima, yaitu simbol pancasila.













***

Baik cara membaca Al-Quran, maupun arsitektur yang digunakan dalam aktifitas Islam, bagiku yang terpenting adalah, sejauh mana memahami Islam ini, sebenarnya.
Apakah dengan suara-suara merdu di MTQ itu, jadi lebih memahami ajaran Islam?
Apakah dengan langgam bentuk arsitektur Mesjid, kita jadi lebih memahami ajaran Islam?
terus terang, aku tak melihat ada korelasi yang berdampak secara langsung.

Maka kenapa kita tidak kembali mengkaji kembali nilai-nilai keIslaman.
Mengkaji Al-Quran, bukan sekedar Mengaji (melantunkan ayat2 dengan nada)
Kembalilah kepada Al-Quran dan apa-apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah.



No comments: