Friday, January 28, 2011

Islam: Doktrin dan Peradaban by Nurcholish Madjid

Islam: Doktrin dan PeradabanMy rating: 4 of 5 stars


Buku tebal ini sebenarnya "wajib" dibaca semasa jadi aktivis mahasiswa dulu. Tapi memang sangat sulit mencari buku ini di toko buku kota ku.

Setelah sekian lama, akhirnya berjodoh juga di tanganku. Buku yang selama ini kudengar sebatas judul,akhirnya diberi kesempatan untuk membuka lembarannya. Meskipun begitu, tebalnya tetap saja membuatku enggan memulainya. Apalagi sekelas buku non fiksi, berat euuy...



Isinya adalah kumpulan pemikiran Cak Nur tentang Islam, doktrin dan peradaban..*hehehe...memang judulnya yaak?*



Banyak yang menggugah dari buku ini. Karena banyak data yang digunakan Cak Nur dalam menguraikan opininya. Dari sejarah, agama-agama dunia, ideologi, pemikiran-pemikiran orientalis dan tentu saja sumber ajaran Islam; Al-Quran. Cak Nur mampu menggabungkan semua informasi tersebut menganalisa secara runut, logis dan tentu saja (bagiku) nyaman dibaca. Maka membaca buku ini, sedikit banyak memahami, kenapa ada phobia terhadap Islam, Bagaimana resepnya Islam menjadi agama termuda tapi paling pesat perkembangannya. Kenapa Islam bisa menjadi pemegang estafet sains dari peradaban yunani, dan lain lain.



Saya kutip saja bagian yang paling kusuka, dan menjadi awal daya tarikku mengupas buku ini meski perlahan lahan.



Tentang hubungan Ibadat dan Iman.(hal. 57)

*Kenapa bagian ini yang saya kutip?.

Kebanyakan orang sering memisahkan antara ibadat dan iman. Contoh yang paling umum, beragama Islam tapi tidak sholat.*



Nah...cak Nur menurutku, menjelaskan dengan logis dan masuk akal, hubungan yang tak terpisah antara ibadah dan iman. Uraiannya pun tak hanya untuk yang beragama Islam, begini ringkasan isinya:



Pertama, dalam kenyataan historis tidak pernah ada sistem kepercayaan yang tumbuh tanpa sedikit banyak mengintrodusir ritus-ritus. Bahkan pandangan hidup yang tidak berpretensi relijiositas sama sekali, malahan berprogram menghapuskan agama seperti KOMUNISME, juga mempunyai sistem ritualnya sendiri. Wujudnya bisa berupa sejak dari sekedar menunjukkan rasa hormat kepada lambang partai sampai kepada penghayatan domatis doktrin-doktrin dan ideologi partai, seorang komunis memperkukuh komitmen dan dedikasinya pada anutan hidup dan cita cita bersama. Demikian pula ajaran ajaran kebatinan atau spiritualisme nonformal seperti pada gerakan teosofi semisal MASONRY, juga mengintrodusir bentuk ritual tertentu bagi para anggotanya. Sekurang-kurangnya tentu ada proses inisiasi anggota...*pas bagian ini saya jadi ingat novel davinci code apalagi the lost symbol* :)



kedua, ibadah adalah pengalaman keruhanian....



ketiga, ibadah adalah salah satu kelanjutan logis dari sistem iman.

Jika tidak dikehendaki iman menjadi sekedar rumusan-rumusan abstrak tanpa kemampuan memberi dorongan batin kepada individu untuk berbuat sesuatu dengan tindak ketulusan yang sejati, maka keimanan itu harus DILEMBAGAKAN dalam peribadatan sebagai ekspresi penghambaan seseorang pada pusat makna dan tujuan hidupnya yaitu Tuhan.



Jadi dapat kusimpulkan, bahwa Iman dan Ibadah adalah rangkaian yang tak bisa dipisahkan.



***



Membaca buku ini, membuatku semakin optimis. Optimis untuk lebih mempelajari Islam.

Karena ternyata,kitab suci Al-Quran itu bukanlah kumpulan dongeng acak dan penuh misteri.

Karena sesungguhnya Islam memang ajaran yang masuk akal bagi manusia.

Karena Islam adalah agama yang membebaskan*termasuk membebaskan pikiran dari ketakutan berfikir/fanatik*,

Karena Islam adalah agama yang rahmatan alamin.



Trimakasih Cak Nur.













View all my reviews

No comments: