Saturday, December 11, 2010

Ambigu Jeng Syariah

Saya pernah menabung di bank syariah. Motivasinya tentu saja karena label syariahnya. Ingin menguji kebenaran syariahnya.


Awalnya senang, karena keunggulan bank syariah yang selalu dipromosikan kepada saya, bahwa menabung di bank syariah tidak dikenakan biaya administrasi. Untuk orang awam yang tidak mengerti dunia perbankan, cuma ini lah pegangan saya saat itu, perbedaan paling sederhana antara bank syariah dan bank konvensional.


Namun kenyamanan mulai terganggu karena belakangan nasabah diminta biaya administrasi. Katanya sih kebijakan yang diambil dengan "sangat berat hati". Dipikir-pikir memang berat tantangan operasional bank Syariah kerena kondisi ekonomi global pun saat itu kian seret. Bisa jadi bank Syariah itu harus mengambil kebijakan yang tak bijak itu.

Begitupun saya kesel juga, terus nanya sama temen yg kebetulan bekerja sebagai pegawai dibank Syariah tersebut, dia bilang…


“klo biaya tabungan diatas Lima juta, gak dipotong administrasi kok, mbak”
Kaget, karena saya gak mengira ada diskriminasi di jumlah tabungan nasabah. Saya pun balik bertanya…


“lha...bukankah nasabah yang menabung di bawah Lima juta pasti orang menengah kebawah?. kok gak dibalik aja?. Kenapa bukan nasabah yang menabung diatas Lima juta saja yang kena biaya administrasi. Berapalah Tujuh ribu perak untuk orang-orang kaya itu!”


Dengan wajah mesem temenku itu menjawab, sedikit mengakui....
“karena nasabah paling besar adalah kisaran 5 juta kebawah, jadi cara paling cepat menyelamatkan diri, ya...dari mengambil potongan dari jumlah nasabah terbesar itu”.


Aku terperengah sejenak. dan makin marah saja...


" klo orang miskin mau nabung di kenakan biaya administrasi, bukannya sama aja melarang orang miskin menabung?. "bukankah itu sama aja memelaratkan orang yang memang sudah melarat?
Jeung Bank Syariah….apa itu bukan riba namanya???


Kali ini si teman cuma bisa angkat bahu dan coba beralih ke topik lain.


Yah...memang apa lah yang bisa dibuatnya...

No comments: