Friday, January 01, 2010

Dunia seorang Kawan yang telah mati


Muram sungguh duniamu itu kawan

setiap nafas hanya untuk berhitung pahala
mencoba hapus dosa
berharap beban akhirat berkurang tandas
bagaimana bisa hidup kau samakan dengan timbangan?

Kawan,
hari-harimu adalah ketakutan
takut akan murkanya
takut pada Sang Maut yang segera menjemput

kupingmu kau tutup dari suara yang lain
kupingmu hanya untuk satu suara yang kau ingin dengar
bagimu tak ada irama nada kehidupan
semua harus putih
tak ada warna pelangi.

tak perlu kau baca buku-buku selain karya golonganmu
bagimu garis sejarah lebih penting daripada kebenaran yang disampaikan
tak kau kunyah isi kepala mereka, melainkan kau panggul
sampai terbongkok-bongkok tak sanggup berjalan

ucapan-ucapanmu kosong kawan
karena kau sendiri tak tahu apa yang kau ucapkan
tak perduli pendengar berkata "gak nyambung"
karena...
kau sang pengkhotbah pantang di gugat
yang kau dengar adalah dirimu sendiri
bukan umatmu.

Hidupmu adalah untuk kematian
padahal kau telah mati, sebelum benar-benar hidup
kau bangun istana bidadari untuk matimu
kau lumpuhkan tanganmu yang merindu melukis surga

Doaku untukmu kawan...
kalau kupingmu, matamu dan akalmu
adalah untuk matimu...
segeralah kau Mati setelah matimu itu!

Dan hanya Dia yang mampu menghidupkan tulang-tulang yang berserak.

No comments: