Wednesday, August 19, 2009

Tinta Pena ku yang kering

Aku gusar belakangan ini. Meski memang aku selalu gusar. Tapi Gusarku ini agaknya sudah sampai puncaknya. Pasalnya aku merasa tak bisa menulis lagi. Hal yang dulu membuatku mabuk akan akibat dari rangkaian huruf bagi diriku sendiri.

Kusalahkan,kusalahkan kesibukan kantorku, kusalahkan fasilitas ku yang tak memadai, kusalahkan facebook yang muncul memabukkan, kusalahkan tubuhku yang rapuh dilalap meriang. Tapi aku sadar sesadarnya. Aku menyalahkan DIRIKU sendiri.

Kuulang-ulang memori ku. mengingat-ingat dari mana saja kata-kata itu muncul. Bagaimana dia berbisik semangat, hingga jariku bagai ketinggalan kereta.

Ku baca-baca karya-karyaku. Dari perintis hingga kini.
ah..ah..ah. Aku ingin menulis dengan gaya seperti ini...seperti itu.
Begitu gilanya aku bereksperimen dengan alur cerita, sedih, konyol, lucu dan gembira. Kemana semua kegilaan itu ya?. Kenapa tinta pena di kepalaku terasa tak tertuang lagi?. Kemana harus ku cari refilnya?.

Tulislah apapun yang ingin kau tulis. Itulah kiat ku selalu. Maka tulisan malam ini(dini hari ding) kucoba. Bercumbu lagi dengan sahabat karibku, Sang Malam. Yang didalam kesenyapannya, aku bisa mendengar riuhnya ide kepalaku. Mungkin saja aku terlalu sibuk mendengar suara diluar, hingga suara diriku lupa ku ukir. Mungkin juga, aku lemah mengunyah peradaban untuk mengambil sari pati nya seperti biasa. Aku sudah jarang membacai cerpen-cerpen temanku. Maka malam ini kumulai lagi kebiasaanku mengomentari kemudian.com.

Melatih jemariku lebih cepat lagi mengejar cerecau kepalaku yang bagai kereta api. Mempertajam telingaku agar dapat kuurai sari pati kehidupan.

Doa kan aku ya....
Aku ingiiin menulis lagi.
Seperti dulu...
Seperti setiap malam-malam hingga dini hari karya-karya ku lahirkan. Amien.

Kutuliskan kegelisahanku ini. Karena ku tau, semua ini akan berulang. Aku hanya ingin lebih cepat bangun dari jatuhku. chayooooo!

2 comments:

Anty said...

semangat mbak...

peranita said...

hehehhe...Makasih Anty :)