Sunday, September 09, 2007

The Kite Runner : kisah penebusan dosa


Kite Runner, atau pengejar layang-layang.
Sebagai buah karya pertama Khaled Hosseini, patut diacungi jempol, karena buku ini memuat banyak filosofi kehidupan dengan penyampaian yang mengalir dan tak menggurui.

Berkisah tentang perjalanan hidup Amir sejak kecil hingga dewasa. Dengan seting Afganisatan sebelum, pada dan sesudah masa taliban. Amir bukanlah seorang anak pemberani dan mandiri ketika kecil, haus kasih sayang ayah yang sangat maskulin.

Beberapa tindakan Amir kala masa kecilnya, kadang juga kita lakukan, membuat kita berkaca betapa kadang kita juga mencuri.

Mencuri. Satu-satunya bentuk kejahatan yang berulang-ulang disindir dalam buku ini. Semua sumber kejahatan adalah mencuri. Ketika seseorang berbohong, maka sesungguhnya Ia mencuri kesempatan orang lain untuk mendapat kebenaran.

Buku ini bercerita bahwa meski sederet dosa dilakukan, hal tersebut adalah sebuah kewajaran sebagai manusia, tak perlu menghukum diri seumur hidup dengan lari dari kenyataan sebenarnya. Amir melarikan diri dari rasa bersalah karena tak bisa menyelamatkan Hassan, sahabat setianya (yang belakangan adalah saudara tirinya). Namun kembalinya dia ke afganistasn membuatnya harus melakukan perubahan besar terhadap dirinya sendiri. yaitu menebus rasa bersalahnya dengan menyelamatkan anak Hassan dari keganasan perang Taliban.
pesan yang sangat kusuka dari buku ini adalah:
saat rasa bersalah menggerakkan seseorang melakukan kebaikan itulah penebusan dosa sejati.
Ayah amir memang melakukan kesalahan dengan menutupi keberadaan istri pertamanya, dan hassan sebagai anak kandungnya, namun dia berusaha menebusnya dengan mendirikan panti asuhan dan perbuatan amal baik. karena toh..masa lalu tak akan bisa di ulang kembali.
Hal itulah pelajaran terakhir yang di pelajari Amir dari Ayahnya, dan dia meneruskannya dengan jujur pada dirinya sendiri.

Membaca buku ini aku sampai menangis, terutama pada gambaran kekejaman taliban, ketika Amir kembali ke afganistan, sangat menyedihkan. Perbandingan antara gambaran afganistan di masa kecil Amir, dan ketika masa taliban, membuat pilu.
bagaimana bisa sebuah motivasi untuk menegakkan agama yang Rahmatan alamin bisa begitu penuh darah. . Menghacurkan peradaban dengan sehancur-hancurnya.

Kenapa judulnya pengejar layang-layang?
Pengejar layang-layang adalah garis merah dalam cerita ini. Budaya bermain dan mengejar layang-layang adalah simbol dimana suatu masa, afganistan tidak memperdulikan ras dan agama, syiah atau sunni, tetapi hanya sebuah kebersamaan, kegembiraan.
Sebuah masa dambaan seorang Amir...dan kupikir juga masa-masa yang didambakan banyak orang.

No comments: