Sebenar-benarnya sekarat.
Sekarat dan sendirian
Bahkan Ibuku pun tak ku izinkan tau
Bahkan Ibuku pun tak ku izinkan tau
Anaknya disapa sang maut
Sekarat dan sendirian
Bahkan tubuhku pun berkhianat
lelah bosan menemaniku
Di titik aku nyaris menyerah
aku melihat mu hadir dan tersenyum
seperti dulu,
Duh...betapa rindu nya aku padamu
ku bercerita padamu
Hai..
seperti ini kah yang kau rasakan dulu?
Maafkan aku,
Maafkan aku,
masih kuingat janji kita
berpetualang di Danau Dua Warna
tunggulah,
sebentar lagi aku menyusulmu
kataku menahan sesak
Kau tersenyum lagi
nyaris tertawa
Aku menangis
Lalu...
Aku hidup kedua kali
No comments:
Post a Comment