Saturday, September 12, 2015

Baitullah (1)

Kalau pernah melihat gambar Masjidil haram dan suasana sekelilingnya baru-baru ini?. Kau pasti mengenal, dan mungkin malah mengagumi gedung tinggi yang berada di sebelah Ka’bah. Bentuknya gagah, tinggi menjulang, dengan jam besar berada di puncaknya. Sebagai petunjuk waktu bagi para tamu Allah yang sedang tawaf mengelilingi batu hitam persegi itu. 

Setelah bencana gempa di Nepal yang dahsyat, juga tsunami Aceh yang lebih dulu di tahun 2005, sepertinya struktur kulit bumi benar-benar berubah total. Selalu bergerak. Disana-sini gunung merapi meradang memuntahkan isi bumi. Angin badai meraung kesana kemari. Bencana alam seperti satpam yang sedang patroli menggilir setiap benua. Termasuk zajirah arab. 

Zajirah arab, terutama struktur tanah dibawah Kabah, sebenarnya adalah tanah yang labil. Perlu banyak penopang struktur yang cermat dan dalam menggapai kulit bumi yang cukup kuat menopang bangunan diatasnya. Maka memang alangkah luarbiasanya jam besar di samping Ka'bah itu bisa berdiri megah. Pastilah amat besar biayanya menancapkan tiang-tiang pancang pondasi menembus ribuan kilometer tanah. Ups...sepertinya aku lebih mengagumi gedung ini, daripada Ka’bah yang strukturnya sederhana itu. Maklumlah..dunia konstruksi memang bidang kehidupanku.

Ketika bencana alam itu singgah, gedung megah nan pongah itu runtuh. Gempa besar  mengguncang Mekkah. Tepat di poros aktifitas muslim sedunia. Runtuhnya menimpa Ka’bah. Bagai tangan yang melibas setitik nyamuk di punggung tanganmu. Melesat deras dan jitu. Plak!.
.....

Dunia Islam terperangah. Sejenak nafas berhenti. Bingung. Terkejut. Panik.Sedih.
Menurutmu apa yang terjadi ketika pusat ibadah sedunia ini tertimbun oleh reruntuhan???

Bayangkan dulu yaa
****
-Bersambung-



1 comment:

Unknown said...

Udah dibayangkan ni
Ditunggu kelanjutannya