Poligami
Halal, tapi ....
Aih
senangnya dalam hati
Kalau
beristri dua
Seperti
dunia
Ana
yang punya
Kepada
istri tua
Kanda
sayang padamu
Kepada
istri muda
I say
I love you
Istri tua merajuk
Balik
ke rumah istri muda
Kalau
dua dua merajuk
Ana
kawin tiga
Mesti
pandai pembohong
Mesti
pandai temberang
Oh
Tetapi jangan sampai
Eh
Pecah temberang
Ketika lagu ini rilis
oleh Ahmad Dhani tahun 2009 , liriknya begitu nakal dan mengesalkan bagi
perempuan, bahkan ada LSM perempuan yang menuntut agar dilarang beredar. Tapi
musiknya terlalu asyik jika tidak didengarkan. Walhasil pasrah, dinikmati saja
dan senyum-senyum sendiri mendengarkannya. Lagu ini mengisahkan poligami.
Beristri dua dan tiga. Kesenangan dan kegusaran yang dialami dari sudut pandang
si laki-laki. Asyik meski serba salah, begitu yang tertangkap paham.
Saya tidak perlu
membahas halal tidaknya poligami dalam Islam dalam tulisan ini. Tapi pembahasan
poligami selalu jadi topik yang membuat perempuan dan laki-laki terlibat dalam
diskusi alot, dan tak jarang sampai bertengkar di pembahasan keislaman dan
Perempuan .
Ayat Quran yang dikaitkan
sebagai izin terhadap perilaku poligami selalu diungkap, dibahas dengan
berbagai tafsir, logika dan apapun itu. Seperti iklan pelarangan rokok,
seberapa besarpun penggambaran mengerikan akibat merokok, tetap saja ada dalih
pembenaran si pelaku untuk melakukan perbuatan tersebut.
Ayat Quran mungkin
membolehkan poligami, Sorga mungkin ganjaran yang dituju. Namun di Indonesia
ini khususnya..Poligami selalu diikuti pada turunnya pamor dan kesuksesan.
Cukup banyak contoh
dari kelompok masyarakat berbeda. Ada dari kalangan pengusaha, tokoh agama,
tokoh politik, ataupun artis. Semakin tinggi dan semakin luas pengaruh
jabatannya, semakin besar pula dampak kejatuhan karirnya.
Dari kalangan
pengusaha, ada Puspo Wardoyo pemilik Rumah Makan Ayam Bakar yang Cabangnya sukses tersebar di berbagai kota,
yang jumlahnya mencapai 30-an. Tak sekedar poligami namun juga mengampanyekan
poligami dan menjadi pendukung utama acara Poligamy Award pada tahun 2003 ,
Namun belakangan rumah makan itu banyak tutup. Kebangkrutan disebabkan sentimen
antipoligami yang
dimotori mantan Ibu Negara Shinta Wahid, yang mengajak konsumen tidak makan di
Wong Solo.
Shinta keberatan atas sikap Puspo Wardoyo terang-terangan mengaku sebagai
pendukung utama acara Poligamy Award, penghargaan untuk lelaki yang beristri
banyak. Puspo beristri empat dan ayah dari 15 anak.
Dari kalangan tokoh
agama, tentu saja cukup banyak. Karena memahami bahwa poligami memang perintah
dalam Al-Quran. Ya..siapa juga yang berani lawan. Sebutlah Ustadz Aa Gym yang
begitu menarik simpati di awal tahun 90-an. Sekarang seindah apapun dakwah yang
disampaikannya, tak pernah mengembalikan dia ke popularitasnya disaat masih
monogami.
Era Ibu Tien Soeharto
sudah cukup sangar mengebiri profesi PNS untuk berpoligami dengan adanya PP
10/1983 meski sudah direvisi dengan PP no. 40 tahun 1990, masih saja sulit
dilakukan. Namun sayangnya atura ketat ini tak sampai membatasi
pada tingkat kepala Daerah.
Begitupun, tak perlu
hukum negara yang membatasinya. Di Indonesia, ada hukum yang tak perlu tertulis
untuk poligami. Meskipun Ayat Suci ditafsirkan sebagai hak untuk berpoligami,
tapi di Indonesia, jika anda berpoligami maka siap-siaplah melepaskan
kesuksesan anda.
Perempuan memang sering
berdebat kalah dalam diskusi-diskusi poligami, ataupun kemudian menjadi pelaku
poligami itu sendiri, tapi issu poligami dalam sejarah Indonesia, adalah
perjuangan kaum perempuan yang terorganisir sejak tahun 1928. Meski dianggap
perlu diberdayakan dengan adanya kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
sejenisnya, namun sentimen antipoligami ini tetap bukan isapan jempol bagi
siapapun yang ingin hidup dari popularitas di negeri ini.
Silahkan lakukan yang
halal, tapi siap-siaplah bangkrut. Tentu saja bukan sang Istri “madu” yang
membuat perubahan keberuntungan si pelaku poligami. Anggap sajalah musibah ini
ujian untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apalah arti kesuksesan, dibandingkan
kelak setelah mati di surga yang mendapat 70 bidadari.
(Ugh...kenapa
penafsiran agama Islam seringkali seputar selangkangan perempuan?)
Nah..bagaimana respon
masyarakat Sumut terhadap berita Sang Gubernur yang terseret tersangka oleh KPK?
Mungkin Masyarakat sudah mulai kebal karena ini kali ke dua berturu-turut Gubernur
menjadi tersangka . Seperti lagu madu tiga. Serba salah, tapi ya..ditonton
sajalah. Itu saja yang bisa dilakukan saat ini. Bukan begitu??
No comments:
Post a Comment