Tuesday, July 28, 2015

Poligami Halal, tapiiii.....

Poligami Halal, tapi ....

Aih senangnya dalam hati
Kalau beristri dua
Seperti dunia
Ana yang punya

Kepada istri tua
Kanda sayang padamu
Kepada istri muda
I say I love you

Istri tua merajuk
Balik ke rumah istri muda
Kalau dua dua merajuk
Ana kawin tiga

Mesti pandai pembohong
Mesti pandai temberang
Oh Tetapi jangan sampai
Eh Pecah temberang

Ketika lagu ini rilis oleh Ahmad Dhani tahun 2009 , liriknya begitu nakal dan mengesalkan bagi perempuan, bahkan ada LSM perempuan yang menuntut agar dilarang beredar. Tapi musiknya terlalu asyik jika tidak didengarkan. Walhasil pasrah, dinikmati saja dan senyum-senyum sendiri mendengarkannya. Lagu ini mengisahkan poligami. Beristri dua dan tiga. Kesenangan dan kegusaran yang dialami dari sudut pandang si laki-laki. Asyik meski serba salah, begitu yang tertangkap paham.

Saya tidak perlu membahas halal tidaknya poligami dalam Islam dalam tulisan ini. Tapi pembahasan poligami selalu jadi topik yang membuat perempuan dan laki-laki terlibat dalam diskusi alot, dan tak jarang sampai bertengkar di pembahasan keislaman dan Perempuan .

Ayat Quran yang dikaitkan sebagai izin terhadap perilaku poligami selalu diungkap, dibahas dengan berbagai tafsir, logika dan apapun itu. Seperti iklan pelarangan rokok, seberapa besarpun penggambaran mengerikan akibat merokok, tetap saja ada dalih pembenaran si pelaku untuk melakukan perbuatan tersebut.
Ayat Quran mungkin membolehkan poligami, Sorga mungkin ganjaran yang dituju. Namun di Indonesia ini khususnya..Poligami selalu diikuti pada turunnya pamor dan kesuksesan.

Cukup banyak contoh dari kelompok masyarakat berbeda. Ada dari kalangan pengusaha, tokoh agama, tokoh politik, ataupun artis. Semakin tinggi dan semakin luas pengaruh jabatannya, semakin besar pula dampak kejatuhan karirnya.

Dari kalangan pengusaha, ada Puspo Wardoyo pemilik Rumah Makan Ayam Bakar yang  Cabangnya sukses tersebar di berbagai kota, yang jumlahnya mencapai 30-an. Tak sekedar poligami namun juga mengampanyekan poligami dan menjadi pendukung utama acara Poligamy Award pada tahun 2003 , Namun belakangan rumah makan itu banyak tutup. Kebangkrutan disebabkan sentimen antipoligami yang dimotori mantan Ibu Negara Shinta Wahid, yang mengajak konsumen tidak makan di Wong Solo. Shinta keberatan atas sikap Puspo Wardoyo terang-terangan mengaku sebagai pendukung utama acara Poligamy Award, penghargaan untuk lelaki yang beristri banyak. Puspo beristri empat dan ayah dari 15 anak.

Dari kalangan tokoh agama, tentu saja cukup banyak. Karena memahami bahwa poligami memang perintah dalam Al-Quran. Ya..siapa juga yang berani lawan. Sebutlah Ustadz Aa Gym yang begitu menarik simpati di awal tahun 90-an. Sekarang seindah apapun dakwah yang disampaikannya, tak pernah mengembalikan dia ke popularitasnya disaat masih monogami.

Era Ibu Tien Soeharto sudah cukup sangar mengebiri profesi PNS untuk berpoligami dengan adanya PP 10/1983 meski sudah direvisi dengan PP no. 40 tahun 1990, masih saja sulit dilakukan. Namun sayangnya atura ketat ini tak sampai membatasi pada tingkat kepala Daerah.  

Begitupun, tak perlu hukum negara yang membatasinya. Di Indonesia, ada hukum yang tak perlu tertulis untuk poligami. Meskipun Ayat Suci ditafsirkan sebagai hak untuk berpoligami, tapi di Indonesia, jika anda berpoligami maka siap-siaplah melepaskan kesuksesan anda.   

Perempuan memang sering berdebat kalah dalam diskusi-diskusi poligami, ataupun kemudian menjadi pelaku poligami itu sendiri, tapi issu poligami dalam sejarah Indonesia, adalah perjuangan kaum perempuan yang terorganisir sejak tahun 1928. Meski dianggap perlu diberdayakan dengan adanya kementrian Pemberdayaan Perempuan dan sejenisnya, namun sentimen antipoligami ini tetap bukan isapan jempol bagi siapapun yang ingin hidup dari popularitas di negeri ini.

Silahkan lakukan yang halal, tapi siap-siaplah bangkrut. Tentu saja bukan sang Istri “madu” yang membuat perubahan keberuntungan si pelaku poligami. Anggap sajalah musibah ini ujian untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apalah arti kesuksesan, dibandingkan kelak setelah mati di surga yang mendapat 70 bidadari.

(Ugh...kenapa penafsiran agama Islam seringkali seputar selangkangan perempuan?)

Nah..bagaimana respon masyarakat Sumut terhadap berita Sang Gubernur yang terseret tersangka oleh KPK? Mungkin Masyarakat sudah mulai kebal karena ini kali ke dua berturu-turut Gubernur menjadi tersangka . Seperti lagu madu tiga. Serba salah, tapi ya..ditonton sajalah. Itu saja yang bisa dilakukan saat ini. Bukan begitu??

No comments: