Tuesday, August 24, 2010

Gagal dapat Beasiswa: Mari Merayakan Mimpi yang tertunda

"Merayakan Mimpi yang tertunda"
I believe I could fly....someday, somehow!


Itulah status facebook ku setelah lagi-lagi gagal mendapatkan beasiswa Ford Foundation.

Sakit hati?..ya sejujurnya amat sangat sakit hati. Proses seleksi setahun penuh terasa sia-sia. Yang tertinggal hanya ke ge-eran yang hampa. Bolehlah kubilang keterlaluan banget proses seleksi ini. Kenapa harus selama itu???. Belum lagi, kelulusan amat ditentukan oleh para penginterview. Duh...interview itu sangat mudah terjebak dengan subjektifitas. Entahlah...sejak di interview udah feeling aja...kok mereka seperti asik dengan nostalgianya sendiri?. Ucapanku di dengerin gak sih?.

ok..ok...mungkin kau bilang dugaan ku ini karena sakit hati gak lulus aja. Terserah deh...I was really in perfect perform at that time. Pengalamanku berinteraksi dengan banyak orang yang berbicara:They aren't listen to me!.
Satu lagi soal interview ini, Gugup!. Ini membuat sulit menjadi diri sendiri.
Aku terbiasa berbicara lewat gambar dan tulisan. Aku tau pasti, kelemahanku dalam berkata-kata.
mungkin inilah pengganjal semuanya. Tapi, tak bisakah melihat track recordku?. Men-judge aku tak bisa dipercaya. aloo....sekian banyak even dan tampuk kepemimpinan kupegang, bagaimana mungkin terjadi tanpa kepercayaan?.

Alasan lainnya....tidak bisa diplomatis?. Yup...mungkin bagimu ini kelemahan. Kau boleh bilang aku pemimpi yang melihat dunia hitam dan putih, tanpa warna abu-abu. Aku diajarkan halal dan haram, bukan setengah halal dan setengah haram. itu saja...dan maaf, kalau tak sama cara kita berfikir. tak harus sama kan?!.
Kenapa aku harus jadi dirimu pula?. Dirimu mungkin jadi pengujiku, tapi bukan berarti kau lebih baik dari aku. Usia dan pengalaman hidup saja yang membuat kita berbeda. Dan aku menghormatimu untuk itu.

Ya sudahlah...cause everything gonna be OK. tepatnya. Keadaan akan kubuat baik-baik saja. Takkan rusak masa depanku, karena proses ini. Meski saat ini aku jauh dari kemapanan, kerjaku luntang lantung karena penantian omong kosong ini. Semua akan segera kubenahi, kembali menjadi baik-baik saja.
Karena aku yakin, aku layak untuk dapat yang terbaik...karena aku selalu berusaha untuk jadi yang terbaik.

Dengan titel gelar yang masih jadi alat ukur penilaian masyarakat umum, Kukira misi sosialku lebih mudah, jika saja beasiswa itu kuraih, ucapanku akan lebih berpengaruh, seperti kalian-kalian yang mengujiku. Aku mengidolakan kalian.

Bagaimanapun, tak satu jalan ke Roma.
Selalu opitmis, selalu ada harapan baru.
Semoga tetap istiqomah. Amien.

Duh...Yang membuatku sedih sebenarnya, karena tak ada kenangan pembelajaran dari proses seleksi ini. Itulah yang membuat proses seleksi ini terasa sia-sia jika gagal. Gagal di proses final, lebih menyedihkan daripada yang tidak memulai apa-apa. Kenapa?. Kadung hati melambung. Harapan tergantung. Orang-orang terdekatku juga turut berharap. Dan yang terhempas, tentu bukan aku seorang.

Kenapa ya, proses seleksi beasiswa sangat individual begini. Tak ada proses pembelajaran didalamnya. Aku mengikuti kompetisi usaha, selain kompetisi beasiswa. Yang menarik di kompetisi itu, aku takkan merasa sia-sia jika gagal di tahap final yang sudah kumasuki saat ini. Kenapa?. Sepanjang proses seleksi, ada pelatihan membangun usaha. Tak kudapatkan di bangku kuliahan, maupun di dunia kerjaku. Jadi, jika pun aku gagal, aku masih punya ilmu yang jadi bekal untuk membangun usaha. Aku punya jaringan yang kudapat dari proses pengenalan dengan para kompetitor. Aku tak kan rugi waktu dan harapan jika aku gagal. Karena, aku dalam proses seleksinya, aku belajar untuk kalah, dan juga belajar untuk bangkit kembali.

Nantilah, kalau ku punya lembaga penyandang beasiswa aku buat yang seperti ini. Yang mendidik.
hah!...mimpi lagi si pera :D


3 comments:

tha said...

hai kak, memangnya tes beasiswa dimana?

peranita said...

ford fondation, artha :(

tessa simahate said...

sesuatu yang kita inginkan akan datang pada waktu yang tepat, someday somehow, keep on dreaming