Tuesday, May 27, 2008

Dialog dengan seorang Project Coordinator

Aku : Aku khawatir aja, andai project ini selesai di tangani selama 3 tahun. Apakah masyarakat akan menggunakan aset yang kita tinggalkan tersebut? atau hanya jadi onggokan seperti aset-aset bantuan lainnya?

PC : Saya sudah memikirkan itu, dan saya akan berusah membuat MoU dengan pemerintah terkait seperti Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kecamatan, agar memanfatkan aset yang akan kita serahkan ke masyarakat.

Aku : diam,
ngomel dalam hati :bete! aku ngenet aja lah...cup-cuap dengan mu pun...kupingmu tak bisa mendengar.

Gimana gak Be-te...Kok bisa, nih..seorang pelaku pemberdayaan masyarakat mengharapkan kinerja pemerintah untuk keberlanjutan programnya?
Wes...aku tak menafikkan peran pemerintah yang "empu"nya negara ini. Tapi sejatinya pola pikir dari seorang pelaku pemberdayaan masyarakat adalah :

Bagaimana memandirikan masyarakat.
Mandiri dalam melakukan perubahan di lingkungannya.
Mandiri dalam menyelesaikan persoalan masyarakatnya.


Ini dibuktikan ketika sebuah masyarakat tidak lagi didampingi oleh fasilitator...akankah masyarakat tersebut tetap berdaya?.

So...Jangan pernah berfikir akan menyerahkan keberlanjutan pemberdayaan masyarakat ke pihak pemerintah....karena itu berarti bersiap sebagai fasilitator yang gagal memberdayakan masyarakatnya.

hehehe
ambisiuskah aku?

NB : Keberlanjutan berbeda dengan kerjasama yang akan di bangun oleh masyarakat dampingan pasca program.






No comments: