Monday, February 06, 2017

Aleph: Novel traveling kelas pemikiran

Aleph: Novel traveling kelas berat :)

Apa yang kau cari dalam sebuah perjalanan/traveling?
Pemandangan yang indah?, Petualangan?, Suasana baru?, atau belanja?

Cobalah perjalanan melewati trans-siberian railway. Jalur kereta api terpanjang didunia. Melintasi dua Benua, Asia dan Eropa. Dari Moscow hingga ke Vladivostok yang berarti ; perjalanan menempuh 9,288 kilometer, melewati 7 zona waktu berbeda;  memakan waktu perjalanan hampir satu bulan.  Didalam Kereta Api.

Awalnya aku lebih terpesona dengan rute perjalananan raksasanya. Begitu panjang dan menantang. Maka kucobalah mengintip Aleph setelah dikenalkan lewat ngobrol-ngobrol seru dengan teman-teman penikmat buku tentang novel yang mengambil setting perjalanan di jalur ini. Kucari-cari biaya perjalanan gila itu...dan wow..harganya mencengangkan. Sepertinya gak akan rela juga merogoh kocek sendiri :)

Kubacalah novel ini, sembari menikmati perjalanan kereta api. Setidaknya walau tak menjalani traveling dengan tran siberian railway, setidaknya masih terasa, suasana ceritanya. Diayun oleh goncangan kereta api yang khas. :)

Seperti novel Paulo Coelho lainnya, Aleph juga dihiasi oleh kutipan-kutipan yang membuatku tak tahan untuk tidak melipat lembaran-lembarannya. Maafkan aku...karena selalu lupa membawa sticky note sebagai penanda bagian yang kusuka. Tapi aku tak mau kehilangan moment kata-kata dalam buku ini. Meski....Alchemist masih jauh lebih menyihir daripada Aleph.

Sebegitu raksasanya rute perjalanan, ternyata Aleph adalah misi perjalanan mengenal diri sendiri sang tokoh ceritanya. Aneh ya...begitu besar perjuangan si tokoh untuk mengenal diri sendiri.
Aleph, diartikan sebagai titik dimana segala sesuatu berada di tempat dan waktu yang sama. Dalam bahasa arab, Aleph adalah huruf Alif. dalam budha disebut Qi. Paulo Coelho mengaitkannya dengan konsep inkarsi. Kita adalah seseorang di masa lalu, dan menyelesaikan dosa-dosa yang tak tuntas di kehidupan berikutnya. Aleph adalah saat seluruh masa-masa itu bersatu. Beberapa sumber agama dikaitkan oleh Paulo Coelho dibuku ini, aku mangut-mangut ketika dia menyatakan Islam juga memiliki konsep inkarnasi. Qs 2:28, dan Qs 2:154. Paulo Coelho memang lihai menarik kisah-kisah berbagai agama seolah memiliki konsep yang sama. Islam, Kristen dan Budha ada ditemukan dalam novel ini.

Alur ceritanya, seperti gambaran perjalanan dalam kereta api. Bayangkan aja, berada dalam gerbong kereta api, selama 10 hari. Hufft....5 jam perjalanan Medan- Rantau Prapat saja sudah cukup membosankan. Untuk cerita bertema inkarnasi, sepertinya bisa jauh lebih seru. Seseru kisah santiago yang tak tertebak dalam alchemist.

Begitupun aku suka buku ini. Mungkin karena sedang moody membaca tulisan yang mesti dilumat berulang-ulang sebelum di telan. Banyak hal yang menarik. Novel ini bagiku lebih tepat jadi buku tentang pemikiran saja. Kisah romantis, inkarnasi dan kisah kota-kota yang disinggahi di rute itu...bagiku terlalu biasa. Namun kutipan pemikirannya...benar-benar menjadikan buku ini penuh lipatan. :)

ku kutip beberapa yaa....

" dalam kasusku, membaca jelas sangat penting namun siapa pun yang menaruh seluruh kepercayaannya pada buku-buku tebal akademis serta kursus-kursu menulis kreatif kehilangan ini semuanaya: Kata-kada adalah kehidupan yang dituangkan ke atas kertas. Jadi, carilah teman-teman"

" Kenapa selama berbulan-bulan ini aku mengeluh soal kehilangan kotak dengan Energi Ilahi? Omong kosong apa itu!. Kita selalu terhubung dengan Energi Ilahi; Rutinitaslah yang membuat kita tak merasakannya".

dan kutipan romantis buat merayu :)

" Aku mencintaimu seperti sungai yang memberikan air pada yang haus dan mengantar orang-orang kemanapun tempat mereka tuju.
"Aku mencitaimu seperti sungai yang dimulai dengan tetesan tetesan sepi di pegunungan, lalu pelan pelan bergabung dengan sungai lain sampai pada satu titik sungai itu dapat mengalir melewati hambatan apapun untuk mencapai tujuannya"
"aku mencintaimu seperti sungai yang tidak bisa menjelaskan kenapa ia mengikuti alur tertentu dan hanya terus mengalir. Cinta yang tidak meminta dan memberikan apa-apa; sungai yang hanya  hadir apa adanya".

***
Jadi apakah aku bisa menemukan Aleph ya?

No comments: