Thursday, December 04, 2008

Yang menyebalkan saat beli buku di Toko

Yang pernah ke toko buku dan ingin beli buku, pasti punya saat kebingungan saat memutuskan harus beli buku yang mana. Terlebih kalau tertarik pada beberapa buku sementara budget terbatas untuk beli seluruhnya.

Biasanya ada resensi penerbit di sampul belakangnya semacam iklan yang coba meyakinkan calon pembeli buku bahwa buku itu bagus. Kadang berhasil memang...tapi kadang mengecewakan dan menyebalkan.

Ku perhatikan ada beberapa kecenderungan trik yang kadang menjebak pembeli yang lugu. Lugu, maksudnya, pembeli buku yang percaya pada iklan sepihak yang nempel di buku tersebut.

pertama:
Stempel best seller, Sudah terjual sekian ribu copy, national dan international best seller, dan bla..bla...bla. Memberi kesan kalau buku tersebut telah banyak di baca.
Heran deh..siapa sih yang berhak memberikan cap best seller itu?. Bukankah lucu jika yang memeberi stempel best seller itu adalah pihak penerbit sendiri, demi tujuan laku. Lebih lucu lagi, pembeli yang membeli buku hanya karena sekedar memiliki stiker stempel tersebut.
Bukankah ini pembohongan publik?.

kedua:
Kecenderungan di bagian belakang buku diisi oleh komentar tokoh-tokoh. Kadang lebih malah kekaguman terhadap buku atau penulisnya doank.
Plese deh...memuakkan sekali.lebih memuakkan para tokoh-tokoh mengijinkan komentarnya dimuat di sampul belakang buku.
Aku sebagai Pembeli lebih butuh informasi apa sebenarnya isi buku secara ringkas. Komentar tokoh-tokoh pada sampul buku membuatku mual jika ternyata isi buku benar-benar jauh dari kata hiperbola mereka. Dan terus terang aku gak percaya ma komentar tokoh tersebut pada buku-buku berikutnya yang dibubuhi kata-kata mereka.

Buku yang dipajang di toko buku biasanya disampul plastik dan tak boleh di buka. Pelit!, Sekaligus cara efektif menjebak para pembeli buku lugu tadi.

So..bagaimana trik membeli buku?. Pengalamanku biasanya seperti ini:

1. Lebih lama lah membuka-buka isi buku (Jika buku bisa dibuka plastiknya). Tips ini terutama berlaku untuk buku nonfiksi. Lihat dari daftar isinya. Dari sana biasanya terlihat sitematika ide yang disampaikan. Bisa menjadi gambaran lebih jelas kualitas isi buku setelah dari membuka sampulnya.
Melihat keseriusan penulis, lihatlah apakah buku itu punya index dan glossary. Ini membantuk untuk menunjukkan isi buku bahwa tersebut dapat dipertanggung jawabkan kebenaran atau teorinya.

2. Untuk membeli buku fiksi, sejenis novel, kumcer, puisi dll, tips paling sederhana adalah membeli buku yang karya tokoh sastra yang telah punya nama. Contoh paling dekat adalah Andrea Hirata dengan Maryamah Karpovnya. Ditunggu karena buku sebelumnya bagus.
Tapi tetap diingat ada masa ketika penulis kaliber, karyanya tak menarik sama sekali. Selera kita bicara disini.

Cara terakhir, carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum membeli buku. Perpustakaan umum, Resensi buk di Koran dll. Di Internet sudah banyak media untuk ini. Dari teman-teman yang sudah membaca juga OK.

Well...
Tetap ada buku sampah dan buku bergizi. Dan kupikir setiap orang punya ukuran masing-masing dan tentu tak perlu di permasalahkan. Yang jadi masalah adalah, sudah merelakan uang tabungan,tapi yang terbeli buku sampah pula. Alias tak banyak bermanfaat.
Rugi kan???.

So...Seperti beli baju, prinsipnya teliti dulu sebelum membeli.

No comments: