Sunday, April 23, 2017

Perjuangan tidak bisa dilakukan sendirian: Pojok Baca edisi HUT SPAK

Hari ini 23 April 2017, 
Seperti setiap Hari Minggu pagi biasanya, di taman Biro Rektor USU, kau akan bertemu dengan sekelompok anak-anak, remaja maupun kaum ibu duduk di gelaran spanduk bekas dibawah pohon rindang. Seperti piknik. Kau akan melihat camilan kecil menemani, buku terpajang rapi merayu untuk di belai dan dibuka, Serta beberapa kelompok melingkari sebuah lembaran permainan berwarna mencolok dengan lembaran kartu putih dan merah berlogo mencolok: kepala perempuan berkuncir. Itu adalah alat permainan SPAK.
Setiap minggu pagi selama 2 jam mereka disitu, silih berganti di bawah kibaran spanduk yang belakangan diikat diantara dua pohon untuk memanggil para pengunjung taman agar tidak sungkan menghampiri. 

Itulah Pojok Baca. 
Sebuah gerakan inisiatif untuk membangkitkan minat baca masyarakat. 
Awalnya pojok baca ini adalah kumpulan 3 komunitas yang ketiganya kugeluti: Forhati Sumut, Komunitas Medan Membaca dan SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi). Ada resah bagaimana berbuat nyata, menyebarkan hal baik, dan bersinergi. Setiap Minggu pagi Aku berolahraga dengan komunitas Alumni HMI (KFJS). Sembari jalan santai, menikmati udara pagi, di taman-taman USU itu, diantara gurauan iseng, tiba-tiba terbetik ide: Kenapa tidak memanfaatkan waktu setelah jalan santai ini untuk duduk di taman sembari membuka taman baca?. Dan beberapa kawan dalam jalan pagi itu pun sepakat untuk mencoba. namanya Pojok Baca. Diambil dari nama perpustakaan mini kami yang sudah kami dirikan di usaha bersama yang sedang kami rintis. 

Dimulailah pojok baca minggu berikutnya. Membawa sekoper buku, dan spanduk bekas yang dimanfaatkan menjadi alas duduk di tikar. Kawan-kawan dari Komunitas Medan Membaca/Goodreads Medan datang, Kak Ainun membawa peralatan Game SPAK. Elva semangat menjajakan buku baru kepada pengunjung lapangan biro rektor. Awal yang gamang, menjadi rileks karena kami bersama-sama dan kemudian segera berbaur dengan para penikmat taman yang lain.

Ada yang melirik-lirik sembari lewat, ada yang melihat dari kejauhan. Kak Ainun agresif mengajak anak-anak untuk bermain Semai/salah satu game SPAK khusus anak-anak. Begitulah awal mula kemeriahan Pojok Baca. Permainan semai itu efektif memaksa anak membaca dengan suara keras, dan menyimak kartu bacaannya. Terkadang kawan sekelompoknya menimpali, khawatir kalau-kalau jawaban dari pertanyaan kartu tersebut tidak tepat. Suasana jadi seru dengan keluguan anak-anak. Beberapa yang baru kenal disitu bisa tertawa bersama. Aku pun menjadi lebih semangat. Semua bisa disatukan oleh Membaca, disatukan oleh Literasi. Gerakan Sumut Membaca, real in action. 

Dimulailah minggu-minggu berikutnya kami duduk di taman itu. Satu persatu datang dan kembali. Aku sendiri pun terkadang sungkan. Masih ada sisi introvert ku yang tersisa, yang kadang membuat sungkan kaki mengangkut buku-buku dan menyusunnya di taman itu. Kak Ainun kulihat begitu juga awalnya. Hardi dari Komunitas Medan Membaca sekali-kali datang sebentar sebelum beranjak pergi mengajar. Ada juga Anas dan istrinya Yunita singgah sambil menimang-nimang buku sebentar. Elva belakangan lebih memilih sibuk dengan aktiftas bersama anak-anak dan komunitas yang dibangunnya. Praktis...yang paling wajib hadir di Pojok Baca adalah Aku dan Kak Ainun. Jika salah satu tidak bisa datang, maka tidak ada pojok baca. Terkadang kami juga berganti suasana membuka di taman lain. 

Setiap kegiatan ku publish di facebook pribadi. Menautkan organisasi dan orang-orang yang terlibat. Spot taman yang menarik ditengah kehijauan, wajah anak-anak, membuat foto-foto pojok baca tersebut menarik. Pojok Baca pun dilengkapi spanduk penanda penyelenggara kegiatan. Berhubung, aku adalah salah satu leader/presidium di Forhati yang masih terhitung organisasi baru, (1998) maka berkibarlah logo Forhati, dengan program gerakan sumut membacanya. 
Kegiatan ini pun masuk jadi kegiatan rutin Forhati, meskipun awalnya adalah ide spontan sembari berjalan santai di pagi hari. 

Alhamdulillah, facebook ternyata membantu penularan gerakan ini. Mungkin karena sederhana, tidak menyita banyak waktu, dan murah meriah. Forhati di daerah lain di Sumatera Utara mulai mencoba sensasi minggu pagi ini. Ada forhati Labuhan batu di rantau prapat di sela car free day. Ada forhati Deli Serdang yang mencobanya, ada juga forhati Dairi di pelataran teras mesjid Agung Sidikalang. Forhati Tebing di taman Kotanya. Dan yang terakhir menyusul Forhati Binjai di taman Balita. Kecuali Tebing Tinggi semuanya sudah  di bekali dengan permainan SPAK agar ada tambahan aktifitas kegiatan di pojok bacanya. 

Minggu Pagi di Pojok Baca adalah kegiatan rileksasi. Dilakukan dengan senang hati. Belakangan aku rajin mengajak komunitas tertentu untuk hadir, sekalian mengajarkan permainan SPAK supaya bisa menyebar di komunitas lain. Media Facebook sekali lagi mempermudah hal ini. Beberapa penasaran melihat aktifitas kami, dan kuajak secara pribadi untuk hadir. Pojok Baca menjadi kumpulan berbagai komunitas. datang silih berganti dan terkadang berkolaborasi. bergabung bersama.

Satu hal yang membuat kegiatan ini terus memberikan semangat adalah anak-anak yang jadi pengunjung tetap di Pojok Baca. Pernah suatu pagi, ketika aku dan kak Ainun tak bisa berkolabarasi, praktis tidak ada buku yang bisa di pajang. Anak-anak tersebut merasa kehilangan, dan mendekati kak Ainun menagih bermain SPAK. Pernah juga suatu hari hujan gerimis. Pengunjung taman berteduh di teras Pusat Administrasi. Melihat kami menggeret troli buku, mereka datang menghampiri membantu tanpa diminta. Yeay...kami punya fans cilik. Mereka lucu-lucu dan kritis.

Hari ini, 23 April 2017
Berdekatan dengan hari kartini, tanggal 21, Hari buku tanggal 22 dan hari ulang tahun SPAK tanggal 21 april. Pojok Baca merayakan ulang tahun SPAK. Aku ingin berterimakasih karena alat permainannya telah membuat meriah Pojok Baca selama ini. Kami mengundang seluruh agent SPAK di kota Medan yang selama ini juga aktif bekerja di komunitas-komunitasnya. 

Sebuah kebetulan tak terduga, Meutya Hafid/Anggota DPR RI juga ingin berkunjung. Ini seperti sebuah kado yang luar biasa, untuk gerakan yang sederhana ini. Baik untuk gerakan Literasi maupun gerakan pencegahan perilaku Koruptif/SPAK. Meutya Hafid memberi kenang-kengan buku karyanya.

Robi Sembiring dari Komunitas Lentera Hijau juga menyampaikan pesan untuk membuat kegiatan di tempat yang sama. 

Di motori oleh Sylvi , Adik-adik dari ushuluddin UINSU juga ingin hadir. 

Secara individu Ada Salsa Sihombing yang berkali-kali menjapri ku di facebook akhirnya datang, bertemu muka. Masih duduk dibangku SMU namun sudah menulis 8 buku.

Aku juga bertemu dengan Mutiara, anak dampingan KKSP yang dulu tempatku belajar bersama komunitas anak. Kami jadi reuni. Ternyata dia jadi pembicara di Komunitas Lentera Hijau. Ciri khas komunitas ini memang selain membuka perpustakaan mereka menggelar diskusi.

Adik-adik Kohati Komisariat teknik USU yang hadir memeriahkan kegiatan Pojok Baca kemudian ikut di diskusi Lentera Hijau yang membuka lapak diskusi tepat disebelah kami. Ada juga komunitas anak-anak dari sekolah bahasa Arab, mereka ikut bermain SPAK, setelah sarapan bersama, mereka lanjut dengan komunitas mereka tidak jauh dari lapak Pojok Baca.


Biro Rektor hari ini ramai dengan berbagai Komunitas, dan para penggerak Komunitas. Menyenangkan sekali. 

Dari rumah kusiapkan nasi lemak yang kucetak dengan logo SPAK di atasnya. Sebagai penanda perayaan ulang tahun, agar lebih berkesan. Trimakasih buat adikku Lysa Sagala yang menanak nasi yang lezat itu, kak Aniun yang masih sempat memasak ikan teri sebagai lauk. Aku tau dia pulang jam 11 malam namun masih sanggup membuatnya. Dan aku bersyukur dengan skill desain yang kupunya, membentuknya nasi lemak itu dalam tatanan yang apik. jadilah Nasi Lemak SPAK :).
Jadilah nasi lemak itu sarapan kami. Sedikit tapi semua kebagian. 

Acara di tutup dengan tanda tangan komitmen AKU MAU. diambil dari motto hidup Kartini. 
SPAK memang banyak terinspirasi dari Kartini. Tak heran ulang tahunnya pun sama. 


Demikianlah kemeriahan Pojok Baca Hari ini. 
Alhamdulillah bisa menyatukan berbagai komunitas, berbagai gerakan aktifis sosial, bersama. 
Aku percaya merubah kondisi Indonesia harus dimulai dari merubah pemahaman. 
Pemahaman bisa dirubah mulai dengan Membaca. 
Dan melakukan perubahan tidak bisa sendirian, tidak bisa satu Komunitas saja. 
Dimanapun perubahan dilakukan, Harus secara bersama-sama. 
Semakin banyak, bertumbuh dan bertambah. 
Hari ini, di taman ini ada 2 komunitas Literasi besok mungkin akan bertambah lagi. 
Dulu taman ini hanya tempat rekerasi , sekarang mulai bertambah, ada buku, ada diskusi, ada temu para pegiat sosial. Semakin banyak, dan bekerja sama. 
Kaya sekali bukan? 

Kalaupun suatu saat, aku tak sanggup lagi menyusuni buku-buku di taman ini. Telah kusaksikan, gerakan ini tumbuh dan bertambah. 
Apalagi yang lebih bahagia dari melihat hal-hal kebaikan yang terus mengalir?. 
Dan menjadi bagian dari aliran perubahan itu?. 
Kau mau?

AKU MAU. 


*****
terimakasih kepada SELURUH pengunjung hari ini, 
terimakasih bantuan dan sumbangan yang turut mendukung acara ini
terimakasih pada Cut Nurul Habibah adik kami si ceriwis yang spesial
kepada Nelsusanti yang jadi orang dibalik layar untuk desain spanduk, stiker dan foto-foto dengan angel luar biasanya. 


****

tautan informasi:
mengenal SPAK disini
SPAK dan KPK

#sayaperempuanantikorupsi
#gerakansumutmembaca
#pojokbaca
#komunitasmedanmembaca


No comments: